Ceking!

Ceking, itu namaku. Tapi itu hanya sebutan orang- orang saja, katanya karena badanku yang kurus kering lengkap dengan kulit hitam dan rambut berantakan (tepatnya memang tak pernah bisa rapi). Sebenarnya aku masih bersekolah di sebuah SD Negeri pinggiran yang jauh dari rumahku, ya.. sebenarnya. Tapi, bukankah hidup ini harus dijalani dengan kebijaksanaan? Ah, kata yang sebenarnya kau tak mengerti maknanya. Yang jelas, aku lebih sering menghabiskan hari – hariku di pinggir jalan..mengamen, bukan duduk manis di bangku sekolah untuk mendengarkan ceramah dari guruku. Temanku sekarang adalah pengamen, copet, dan banci yang kurang lebih nasibnya sama denganku. Bukan aku tak suka sekolah, tapi sudah aku bilang tadi..hidup harus bijaksana. Bagaimana aku bisa sekolah kalau kedua adik perempuanku kelaparan di rumah? Ibu juga sudah berkerja mati – matian agar kita bisa tetap hidup. Ayahku mati dua tahun lalu..dan otomatis aku harus bantu ibu.

***

Hujan besar terjadi beberapa hari ini.. dan akhirnya terjadi banjir di daerahku. Tapi aku yakin, bukan hujan yang menyebabkan banjir ini. Hujan adalah anugerah dari Tuhan kata guruku. Aku tak tau apa penyebabnya..waktu aku tanyakan pada guru IPAku yang sudah berusia 60 tahun, dia bilang dia juga tak paham, tapi yang jelas karena ulah orang – orang kaya katanya.

Lalu lintas berantakan karena air sudah mencapai ketinggian lutut orang dewasa. Kendaraan berjalan sangat pelan dan hati – hati karena kepungan air yang pasti mengganggu mesin. Ini adalah peluang.. terdengar picik? ya terserahlah.. tapi dengan adanya banjir ini aku dan teman – temanku mendapatkan ladang pekerjaan baru, ya.. Ojek Dorong. Tugas kita adalah membantu para pengendara motor dan mobil di jalanan dengan mendorong kendaraan mereka agar bisa berjalan. Peluang kan?? 😀

Lagian orang – orang itu pasti merasa senang karena ada kita. Tapi .. yang aku maksud bukan itu..jauh lebih dari itu sebenarnya peluang yang aku maksud…

Dan inilah saatnya aku dan teman seperjuanganku untuk beraksi. Aku mulai menilik ke arah tonjolan di bagian belakang sang pengemudi motor, yang berarti ada sesuatu di dalamnya. Temanku masih terus mendorong kendaraan orang ini sambil terus berceloteh tentang Si Tisa, gadis yang dia sukai. Dan inilah saat yang tepat..aku mulai menilik lebih dalam ke arah tempat yang sudah aku sebutkan tadi, dan tanganku sedikit demi sedikit masuk dan menarik sesuatu di dalamnya. Wow, yang ini tebal.. tidak salah orang rupanya. Senyumku pun semakin lebar ketika benda itu kini telah berpindah ke kantongku. Aku berikan isyarat pada temanku bahwa misi kita telah berhasil, dan aku pun pergi begitu saja meninggalkan mereka.

Sambil berjalan..tanganku bergetar membuka benda yang bertengger di kantongku tadi. Huh.. mantap!! merah,biru,ijo.. banyak lagi!!.. 😀

Kalau dikira – kira mungkin jumlahnya ada satu juta….iya.. satu juta. Ternyata hari ini indah. Oia, ini kalau sepeda motor, nah kalau beda lagi. Tinggal bikin aja mobilnya beneran ga bisa jalan dan mengharuskan sang pemilik meninggalkan mobilnya begitu saja di sini. Selanjutnya adalah tugas kita bersama.. ya, walau lumayan susah buat congkel jendela dan ngambil paksa benda – benda di dalam mobil, tapi itulah perjuangan.. betul??

Kejam??jahat??mungkin kau langsung mengatakan itu setelah kau tau apa yang sebenarnya aku lakukan. Kalau kau fikir aku begitu jahat dan tak bermoral tolong tanyakan pada orang – orang yang dengan sengaja membuat banjir itu terjadi hingga menyebabkan ayahku mati 2 tahun lalu dan akhirnya keadaanku seperti ini sekarang..

Siapa yang tak tahu diri?